Saturday, 6 June 2015

ROMPAKAN BERSENJATA

hi bloggers, , banyak kan kejadian jenayah yang berlaku kat Malaysia ni. .macam-macam dah kita dengar. .kadang-kadang nak keluar rumah pon takut. Everywhere ada jew kejadian yang tak sepatutnya berlaku. lagi-lagi kalau rompakan bersenjata, nyawa kita ibarat di hujung tanduk. So, berhati-hati yaa, diluar sana.

Contoh rompakan yang telah terjadi di Malaysia :) Lets see...

 1)  https://www.facebook.com/SukanStarTV/videos/830506593683027/

 2)  https://www.facebook.com/SukanStarTV/videos/780500185350335/

Korang boleh tengok video berdasarkan links yang sy bagi.




Saturday, 30 May 2015

Merokok di kalangan remaja

0
Merokok Sudah Jadi Gaya Hidup di Sekolah
images (3)

Ada beberapa undang- undang atau peraturan yang tidak tertulis di sekolah, sudah disepakati dan diketahui oleh orangtua, anak didik,pendidik (guru) dan masyarakat. Peraturan- peraturan tersebut kalau dirunut dari skala larangan paling berat sampai kepada larangan ringan adalah seperti: tidak boleh melakukan pergaulan bebas, narkoba, minuman keras miras), berjudi, pornografi, pornoaksi, merokok, memakai perhiasan berlebihan, berambut panjang, memakai seragam sekolah yang tidak pantas, sampai kepada mencontek selama ujian. Dan larangan ringan terbaru adalah tidak boleh membawa hand phone ke sekolah karena bisa mengganggu PBM proses belajar mengajar.

Mengkonsumsi rokok adalah d
ilarang di sekolah. Ini sudah diketahui oleh semua anak didik, guru dan orangtua siswa. Namun fenomena di negara kita dan juga fenomena di lingkungan sekolah bahwa hukum atau peraturan hanya untuk dipatuhi oleh kalangan bawah, kalau di sekolah adalah untuk anak didik. Seperti larangan merokok, ini hanya berlaku dan harus dipatuhi oleh anak didik. 
Kalau mereka ketahuan melanggar merokok dalam lingkungan sekolah malah juga untuk luar sekolah- maka berarti mereka membuat kasus pelanggaran peraturan sekolah. Kasus pelanggaran tatatertib sekolah harus diproes mulai dari tingkat wali kelas, guru BK (Bimbingan Konseling), pihak Kepala Sekolah. Dan kalau tidak bisa dibina maka mereka dibinasakan- disuruh pindah sekolah atau dipulangkan ke orangtua.
Pelaksanaan larangan merokok tentu saja bervariasi wujudnya pada banyak sekolah. Ada sekolah yang melaksanakan dengan serius dan penuh tanggung jawab dan ada pula yang menerapkannya penuh pura-pura dan sekedar basa- basi. Sekolah yang sangat peduli dengan kualitas pendidikan, umumnya tidak mengenal basa basi dalam menegakan disiplin dan wibawa sekolah. Namun bagi sekolah yang susah payah untuk meraih prestasimis maka disiplin atau peraturan sekolah bisa ditawar- juga bisa sekedar basa-basi.
Sekolah yang siswanya, apa lagi
kalau guru gurunya, gemar merokok dapat dipantau dan dijumpai di mana- mana. Seringkali sarana tempat merokok mereka adalah di kantin atau di warung seputar sekolah milik masyarakat lokal. Beberapa anak didik sengaja membolos beberapa menit atau mencari alasan untuk keluar kelas dan menyelinap ke dalam warung dekat sekolah agar bisa mengepulkan asap rokok untuk memperoleh decak kagum dari teman- teman yang juga m
erintis diri untuk jadi perokok. Sebagian yang lain sengaja memilih tempat yang agak jauh dari sekolah agar bisa merokok seperti yang dianjurkan oleh puluhan sampai ratusan iklan rokok yang dikemas sangat menarik dan diiringi rayuan seperti : merokok untuk mewujudkan selera pria sejati.
Ada kritikan yang patut kita lontarkan kepada pemilik warung yang melegalkan rokok untuk siswa di seputar sekolah. Silahkan mencari rezki lewat berdagang dengan menyediakan kebutuhan makan minum warga sekolah, tetapi jangan mencari untung lewat bisnis rokok karena merokok adalah illegal untuk anak didik dan warga sekolah.
Tentu saja semua anak didik sudah tahu bahwa mereka tidak boleh merokok. Tetapi sebahagian mereka menjadi
bingung memahami nasehat yang berbunyi seperti ”merokok dapat merusak kesehatan”. Namun model atau suri teladan mereka di rumah (orang tua) dan di sekolah (guru- guru) melanggar nasehat ini. Dan akhirnya sebahagian mereka yang lagi dilanda kebingungan untuk mencoba merokok atau tidak perlu merokok- merintis jalan untuk menjai perokok sejati.
Larangan merokok tampaknya hanya ditujukan untuk anak didik, bagaimana untuk guru- guru ? larangan merokok tidak berlaku untuk guru guru perokok. Barangkali karena peraturan dan larangan dirancang oleh guru dan harus dipatuhi oleh anak didik. Sementara guru- guru sendiri seolah olah memiliki hak kebal hukum. Pantaslah banyak guru yang semau gue merkok di lingkungan sekolah.
Guru perokok yang masih bersembunyi saat merokok masih bisa dianggap sebagai guru perokok yang memiliki sopan santun. Namun bagaimana dengan guru yang memperlihatkan kekuasaannya , dengan rasa enteng minta tolong belikan
rokok pada anak didik dan merokok di depan keramaian murid seenaknya. Dan ada guru yang dengan arrogannya merokok di dalam kelas saat melaksanakan PBM- Proses Belajar Mengajar. Bagi guru yang begini maka berlakulah pribahasa yang berbunyi : guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau guru menjai suri teladan yang jelek maka tentu kelak anak didik mereka menjadi lebih jelek lagi. Kalau guru adalah perokok yang hebat dalam kelas maka jangan salahkan kalau kelak ada anak didik yang menjadi pemakai narkoba dan peminum miras- minuman keras.
images (2)
Melihat fenomena di atas maka dewasa ini setiap anak didik perlu untuk memiliki daya tahan yang lebih hebat untuk tidak merokok. Karena ajakan untuk merokok- memasukan asap rokok kretek atau zat- zat beracun ke dalam paru- paru datang dari berbagai pihak. Saat mereka tahu dengan bahaya merokok, namun di rumah mata mereka menatap orang yang mereka hargai bapak, kakak, paman, kakek dan tetangga menghisap rokok dengan ekspresi kenikmatan yang penuh engan kepalsuan. Di sekolah mereka juga terganggu oleh gaya guru yang dengan enteng menghisap rokok. Siswa yang tidak pernah merokok pun akhirnya memperoleh pressure atau tekanan dari teman sebaya yang sudah menjadi perokok junior. Mereka yang tidak merokok akan diberi ejekan- hukuman psikologis- sebagai orang yang tidak jantan. ”hanya orang perempuanlah yang tidak merokok, atau dia tidak merokok karena pingin naik haji- alias ia orang yang amat kikir”. Tekanan dalam bentuk ejkan sangat mujarab utuk membuat anak didik teman sebaya) segera mencoba merokok sampai akhirnya juga jadi pencandu rokok.
Andaikata ada yang tidak percaya dengan judul tulisan ini, maka marilah kita kunjungi sekolah- sekolah SLTA – SMA, SMK dan Madrasah di beberapa daerah pada saat sekolah usai. Kita akan melihat siswa-siswa bubar, melangkah menuju rumah, maka pasti terlihat beberapa siswa mulai memegang bungkus rokok. Mereka saling bercanda dan melempar ejekan pada yang tidak merokok atau meledek teman yang merek rokoknya kurang gaul. Memang merokok kelihatan sudah menjadi gaya hidup bagi sebahagian guru dan sebahagian anak didik. Fenomena para perokok adalah bila mereka saling berjumpa maka mereka saling meminta atau menawarkan korek api. Atau sebelum mereka memulai percakapan mereka saling menyodorkan bungkus rokok kretek sebagai tanda persahabatan yang tulus. Ini adalah bukti bahwa merokok bagian dari gaya hidup. Sambil mengepulkan asap nikotin dari bibir yang hitam maka barulah meluncur kalimat- kalimat pergaulan mereka.
Sepuluh atau dua puluh tahun yang silam jumlah produksi rokok tentu saja tidak sebanyak yang sekarang. Namun kini produksi rokok sudah amat mengkhawatirkan dari sudut jumlah rokok dan jumlah merek rokok itu sendiri. Rokok rokok- pemilik industri rokok- tersebut saling berlomba untuk menarik dan mengajak semua orang agar segera mejadi perokok sejati. Iklan rokok dengan bahasa yang indah- membujuk dan mengajak semua orang untuk jadi perokok- terpajang didepan mata dimana- mana; di gardu polisi lalulintas, pada jalan raya utama, di tempat keramaian anak anak muda. Malah industri rokok tidak segan- segan bersedia menjai sponsor atau donator dari berbagai kegiatan sekolah selagi spandu nama rokok mereka tidak lupa untuk dipajang.
Masih adakah orang yang peduli sekarang untuk menasehati anak didik dan guru-guru untuk tidak merokok. Terus terang bahwa merokok sebagai gaya hidup tidak memberikan manfaat apa- apa, kecuali hanya memberi mudharat dalam meracuni paru- paru anak anak muda. Memilih merokok sebagai gaya hidup sangat merugikan diri karena mendatangkan penyakit. Menjadi penghisap rokok hanya memberikan keuntungan bagi pemilik pabrik rokok yang punya niat tidak baik yaitu untuk meraup laba dan ikhlas membuat pencandu rokok untuk segera sakit atau pelan- pelan bergerak menuju kematian. Bukankah sudah cukup banyak jumlah orang yang meninggal karena mengalami sakit paru- paru gara- gara mejadi pencandu rokok yang hebat dalam hidupnya. Maka kini fikirkanlah untuk menjadikan merokok sebagai gaya hidup di sekolah.

PENGERTIAN DAN PENYEBAB PRILAKU SEKS BEBAS


PENGERTIAN DAN PENYEBAB PERILAKU SEKS BEBAS

PENGERTIAN SEKS BEBAS
Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kemahuan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma kerana remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual.
Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahawa perilaku seks sebelum nikah adalah hubungan seks antara lelaki dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fizik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahawa terdapat kemahuan-kemahuan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kemahuan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks.
Lebih lanjut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks juga diartikan sebagai hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.
Sedangkan menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.
Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.

          PENYEBAB PERILAKU SEKS BEBAS
          Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisa karena pengaruh lingkungan, sosial budaya, penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai, faktor psikologis hingga faktor ekonomi. Adapun beberapa penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas menurut Hyde (1990) yaitu:
Usia
            Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.
Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama
            Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada hubungan seksualnya yang pertama.
Usia saat menstruasi pertama
            Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis.
Agama
            Kereligiusan dan rendahnya sikap serba boleh dalam perilaku seks berjalan sejajar seiringan. Clayton & Bokemier meneliti bahwa sikap permisif terhadap hubungan seks bebas dapat dilihat dari aktivitas keagamaan dan religiusitas (Rice, 1990).
Pacar
            Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas daripada remaja yang belum memiliki pacar.
Kencan yang lebih awal
            Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.
Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi)
            Individu yang menjalin hubungan afeksi/pacaran dari umur yang lebih dini, cenderung lebih permisif terhadap perilaku seks bebas begitu juga halnya dengan individu yang telah lebih banyak berpacaran dari individu yang berusia sebaya dengannya.
Orang tua
            Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak mengenai masalah seks.
Teman sebaya (peers group)
            Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar teman sebaya secara umum, remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang demikian, serta apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif secara seksual (disamping kenyataan bahwa teman sebayanya sebenarnya memang aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda, namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya aktif secara seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif bahwa hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima, kedua, teman sebaya menyebabkan perilaku seksual satu sama lainnya secara langsung, baik melalui komunikasi diantara teman ataupun dengan pasangan seksualnya.
Kebebasan
            Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap permisif dalam seks yang tinggi.
Daya tarik seksual
            Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan seks bebas.
Standar orang tua vs standar teman
            Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua sebagai acuan yang utama lebih kurang kemungkinannya untuk melakukan seks bebas daripada mereka yang menjadikan teman sebaya sebagai acuan utama.
Saudara kandung
            Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama.
Gender
            Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas.
Ketidakhadiran ayah
            Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas sebagai alat untuk menemukan afeksi dan persetujuan sosial daripada remaja yang tumbuh dengan adanya ayah.
Ketidakhadiran orang tua
            Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat ini dunia remaja semakin bebas. Pada keluarga yang berada di kota besar, sudah merupakan suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu bekerja. Hal tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka kurang mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang terlalu besar.
Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
            Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
            Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku seks bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan dari pengaruh peers (teman sebaya).

Saturday, 23 May 2015

Jenayah Ragut



Jenayah ragut kini semakin berleluasa di mana sahaja, tidak kira di bandar mahupun di kampung. Agak sukar sebenarnya untuk membanteras jenayah ragut ini kerana kita tidak tahu bila ia akan berlaku dan siapa yang akan melakukannya. Saban hari kita dikejutkan dengan insiden ragut sehingga mencetuskan kebimbangan di kalangan penduduk setempat. Ada yang mula berfikir dua kali sebelum menjejakkan kaki keluar dari rumah mereka terutamanya pada waktu malam.

Kebimbangan mereka sememangnya berasas apabila insiden ragut kini semakin berleluasa pada masa kini. Namun, kes ragut masih dianggap sebagai terpencil dan tidak memudaratkan mangsa. Tetapi perubahan masa telah menyaksikan ragut sebagai satu jenayah serius yang sejak akhir-akhir ini turut meragut nyawa manusia. Mengharapkan anggota polis sahaja untuk membanterasnya amat tidak adil sama sekali. Tiada sesiapa pun yang akan tahu bilakah jenayah ini akan berlaku.

Mungkin kita sendiri yang kena ragut walaupun kita ditanamkan sikap berhati-hati untuk mengelakkannya daripada berlaku. Bagi penjenayah dan sesiapa sahaja yang gemar melakukan kejahatan, ragut adalah “kerja yang paling mudah dan menguntungkan dalam sekelip mata sahaja”. Hal ini kerana dengan beberapa saat sahaja, dompet, telefon atau beg tangan telah berjaya dilarikan oleh peragut. Kerana itulah peragut boleh membuat “kerja mudah” ini berulang kali dalam sehari. Sekali mereka berjaya melakukannya, menyebabkan mereka “gian” untuk melakukannya lagi. Yang menjadi mangsa ialah kita sendiri. Walaupun kita sering berhati-hati, namun peragut yang tidak berhati perut ini tidak mengenal mangsa.

Mereka melihat situasi yang sesuai dan keputusan yang dibuat dalam sekelip mata sahaja untuk menjalankan kerja yang terkutuk ini. Pelaku jenayah ragut semakin menjadi-jadi kebelakangan ini. Tidak dinafikan mereka ini adalah golongan yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan kebanyakannya juga terbabit dengan penyalahgunaan dadah. Cara mudah bagi mereka untuk mendapatkan wang untuk membeli dadah ialah meragut. Ada juga peragut yang melakukan jenayah ragut semata-mata kerana inginkan wang lebih untuk membeli barangan berharga kerana gaji yang diterima setiap bulan adalah sedikit, sedangkan nafsu kebendaan mereka sangat besar. Lebih menyedihkan, jenayah ragut kini melibatkan pula jenayah kekerasan dan kematian. Sungguh sedih mendengar berita apabila mangsa ragut terbunuh akibat mempertahankan barangan miliknya dari peragut oleh penjenayah. Peragut kini seolah-olah sudah dirasuk hantu apabila sanggup membunuh walaupun diketahui barangan yang diragut tidak setimpal dengan kerja yang dilakukan.

Punca-punca berlaku jenayah ragut

Jika mengkaji punca jenayah dengan lebih teliti, kita akan mendapati terdapat banyak punca yang mengakibatkan berlakunya kes-kes jenayah ragut. Memang tidak dinafikan, media massa juga ialah salah satu punca kegiatan jenayah ragut. Kemudahan seperti internet, e-mail, televisyen dan radio boleh disalahgunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan video tentang cara-cara meragut dan sebagainya.

Hal ini lebih mendorong masyarakat untuk melakukan jenayah. Secara tidak langsung, keselamatan seluruh masyarakat kini semakin teruk. Menurut kajian, ramai pelancong asing yang menjadi mangsa kepada jenayah ragut ini. Kesan kepada imej negara daripada kejadian jenayah yang melibatkan pelancong-pelancong sedikit sebanyak memberi kesan jangka panjang kepada mangsa tersebut.

Selain itu, bagi mangsa yang diragut, mereka akan menanggung kesengsaraan akibat kecederaan fizikal dan masalah kesihatan di samping mengalami trauma akibat gangguan mental dan emosi seperti rasa takut, tekanan perasaan dan rasa rendah diri. Memandangkan kes semakin meruncing, penguatkuasa undang-undang hendaklah diperketatkan. Masyarakat yang melakukan kegiatan jenayah berat seperti bunuh semasa proses meragut hendaklah dikenakan hukuman mati mandatory bagi memberikan pengajaran kepada orang lain.

Punca-punca lain yang mengakibatkan jenayah ragut ialah ekonomi yang sedang merosot menyebabkan ramai orang kehilangan peluang pekerjaan yang mengakibatkan sebahagian orang rela meragut untuk mendapatkan sumber wang dengan cepat. Selain itu, penagih dadah yang meragut untuk mengumpulkan wang dan membeli dadah dari penjual dadah. Sebahagian remaja cuba meragut dengan sebab ingin mencari keseronokan atau dipengaruhi oleh rakan sebaya.

Usaha-usaha yang dijalankan untuk membanteraskan jenayah ragut

Dalam usaha mengatasi jenayah ragut, Polis Kuala Lumpur bertindak mewujudkan operasi berkonsepkan ‘kepolisan agresif’ dengan menggabungkan setiap jabatan dan cawangan untuk mengesan mereka yang terlibat dalam apa jua jenayah di ibu negara. Bagi pihak polis pula, diharapkan pendekatan itu dilakukan secara besar-besaran supaya ia dapat menutup peluang untuk semua penjenayah ragut bermaharajalela.

Polis boleh menugaskan lebih ramai anggota yang tidak beruniform bagi memantau kawasan berisiko terutamanya di kompleks membeli-belah kerana di situ terdapat ramai pelancong. Usaha-usaha lain yang perlu dilakukan untuk membanteras jenayah ragut ialah memerhatikan sekeliling anda samasa berjalan di lorong kecil atau kawasan yang sepi. Selain itu, orang ramai perlu memerhatikan orang yang disyaki dan cuba bersembunyi identiti mereka dengan memakai topi keledar, cermin mata hitam ataupun memakai topi dengan menarik ke bawah untuk menutup muka mereka.

Orang ramai perlu memegang telefon bimbit pada tangan supaya anda boleh mendapatkan pertolongan pada bila-bila masa. Orang ramai juga perlu mengelakan daripada menggunakan lorong kecil dan jalan yang sepi serta mencari beberapa orang kawan menemani anda jika anda terpaksa menggunakan jalan yang gelap dan sepi.

Kesimpulan 

Semua orang haruslah didedahkan kepada isu-isu semasa, kempen-kempen kesedaran, motivasi dan sebagainya bagi menyedarkan mereka bahawa merekalah generasi pemangkin negara.

Saturday, 16 May 2015

BUDAYA MELEPAK

hi bloggers :) today i want to share u about "budaya lepak". .

BUDAYA MELEPAK


Budaya lepak ialah amalan berkumpul tanpa arah tujuan, matlamat, objektif, hala tuju, misi dan visi, biasanya oleh golongan remaja. Mereka memerhati orang ramai yang lalu-lalang di situ, kadang-kadang sambil bermain lagu atau menghisap rokok. Adakalanya mereka mengusik gadis-gadis yang lalu dengan bersiul atau gelak ketawa yang berlebihan dengan keadaan yang tidak menentu. Budaya lepak ini juga sering dikaitkan dengan kegiatan jenayah.
Melepak bolehlah ditakrifkan sebagai suatu aktiviti berehat di kawasan-kawasan tertentu tanpa sesuatu tujuan yang berfaedah. Sejak akhir-akhir ini masalah melepak sering disiarkan melalui media massa di negara kita, dan keadaan ini telah membimbangkan semua pihak terutamanya pihak sekolah dan ibu bapa. Sejak belakangan ini gejala ini didapati semakin serius sehingga terdapat ramai pelajar yang sanggup ponteng sekolah kerana ingin melepak.



melepak



Punca wujudnya budaya lepak


* Sikap ibu bapa
Ada ibu bapa yang terlalu mengharap anak-anak dididik sepenuhnya oleh guru-guru di sekolah dan tidak mengambil perhatian yang berat dalam pendidikan anak-anak. 

Sikap ibu bapa yang mementingkan diri sendiri, sering bertengkar, dan berselisih faham menimbulkan ketakutan dan kebosanan di kalangan anak-anak.
*Pengaruh rakan sebaya
Remaja mudah terpengaruh dengan ajakan rakan-rakan untuk mencuba sesuatu perkara yang baru. 
*Pengaruh media massa dan eletronik 
Rancangan-rancangan televisyen yang dihasilkan dari negara Barat sudah mendominasi hampir separuh daripada slot-slot rancangan televisyen yang disiarkan.
Tempat Melepak
Kita dapat memperhatikan ramai remaja suka berlepak di kawasan-kawasan seperti pusat membeli-belah, pusat permainan atau lebih popular dengan nama Kafe Siber merupakan tempat berkumpulnya kebanyakan remaja. Isu lepak ini sangat hangat dan popular pada tahun 1994 hingga 1995 dan pelbagai pendapat, cadangan dan perbincangan telah dipaparkan dalam media cetak sehingga perlakuan remaja
menjadi sebagai budaya lepak.
KesimpulanAktiviti melepak bukanlah perkara baru, ianya sudah lama wujud di Malaysia. Ibu bapa sewajarnya turut memberi perhatian kepada corak asuhan dan peranan ibu bapa
yang dilakukan di rumah kerana ianya memberi kesan yang tersendiri kepada keterlibatan aktiviti lepak di kalangan anak-anak mereka. Ibu bapa perlu
melengkapkan diri anak-anak mereka dengan ilmu agama yang cukup.

Friday, 15 May 2015

SAMSENG JALANAN @ MAT REMPIT

hari ni kita nak story pasal mat rempit. .korang tahu tak mat rempit ni apa, siapa ? humm. .mehh bace artikel nii. . .





'Samseng jalanan' akan menggantikan istilah Mat Rempit bagi mengelak publisiti dan pembentukan identiti kepada golongan berkenaan. Ketua Trafik Pasukan Bukit Aman, Datuk Abdul Aziz Yusof menyatakan bahawa keputusan tersebut dicapai oleh Polis Diraja Malaysia (PDRM) pada mesyuarat pasukan itu di Pulau Pinang baru-baru ini. Beliau turut meminta pihak media dan pengeluar filem agar tidak mengagung-agungkan golongan berkenaan dengan memberi publisiti keterlaluan. Pihak Polis tidak mahu mempopularkan istilah Mat Rempit kerana tidak mahu golongan itu mempunyai identiti sendiri dan bangga dengan istilah tersebut. Penggunaan istilah dan penghasilan filem aktiviti Samseng Jalanan pada pendapatnya dapat menggalakkan lagi kegiatan tidak bermoral di kalangan belia negara ini.

Pengenalan
Mat Rempit merupakan istilah kepada penunggang motosikal yang terlibat dalam perlumbaan haram, biasanya dengan menggunakan moto kapcai atau skuter. Ia merupakan satu gejala sosial remaja di Malaysia sekarang. Minah Rempit pula boleh jadi merupakan seorang pelumba perempuan, atau teman wanita Mat Rempit.

Walaupun kebanyakan Mat Rempit sering berlumba, ada juga yang cuma menunggang secara berbahaya di jalan raya. Mat Rempit biasanya berkumpulan dan akan berlumba di tengah-tengah kota pada malam hujung minggu.

Kebanyakan motosikal yang digunakan Mat Rempit tidak memenuhi piawai, ataupun telah diubah suai dengan banyak. Malah ada juga Mat Rempit yang tidak mempunyai lesen sah, tidak membayar cukai jalan dan menaiki motosikal curi. Kini, taman perumahan turut telah ditukar menjadi litar lumba oleh Mat Rempit. Dianggarkan di Malaysia sahaja terdapat kira-kira 200,000 Mat Rempit. Istilah Mat Rempit ini turut digunakan di Singapura dan Indonesia untuk tujuan yang sama.

Mereka beraksi pada waktu senja , malam atau selepas ibu bapa pulang daripada bekerja. Remaja ini mencuri kunci motosikal atau memberi alasan membeli barang di kedai berdekatan atau pergi ke pasar malam. Ibu bapa tidak sedar anaknya boleh pergi jauh sehingga ke Kuala Lumpur.

Mereka beraksi di celah-celah kereta yang penuh sesak di Kuala Lumpur untuk mendapat perhatian orang ramai. Di Kuala Lumpur jalan yang popular ialah Jalan Raja Laut, Jalan Tuanku Abdul Rahman dan Jalan Bukit Bintang. Lebuh raya Lekas di Semenyih yang belum siap sepenuhnya telah mengorbankan beberapa remaja belasan tahun.

CERITA MAT REMPIT

Teknik menunggang
Teknik menunggang juga diperhatikan dan berubah dari semasa ke semasa. Semakin bahaya, semakin mendapat tepukan penonton dan mereka berasa bangga menjadi juara. Teknik itu seperti willi, baring, berdiri dan sebagainya.

Cabaran
Jalan yang mencabar ialah di selekoh berbahaya, jalan berlubang, berair, berlumba melawan arus, tanpa lampu depan dan menerima cabaran rakan-rakan, musuh dan orang ramai.

Sanggup mati katak
Mereka sanggup cedera parah malah berani mati katak ketika berlumba. Ketika berlumba, mereka akan pejam mata, lampu motosikal ditutup dan menunggang motosikal melawan arus jalan raya. Pastinya mereka di bawah pengaruh dadah sintetik seperti syabu dan ice. Ketika berlumba mereka terbayang 'ular' atau musuh 'alien' yang perlu ditentang habis-habisan. Mereka ditugaskan untuk menjadi hero membunuh musuh. Mereka tidak ada perlindungan diri seperti kasut, seluar tebal , lapik lutut, topi keledar mahupun insurans nyawa.

Sekatan jalan raya
Sekatan jalan raya oleh polis trafik lebih menyeronokkan. Mereka akan berpatah balik melawan arus jika ada sekatan polis. Ada juga yang merempuh sekatan jalan raya. Polis trafik yang bersenjata pistol dan kayu cota tidak dipedulikan. Ibu bapa dan masyarakat akan menyalahkan polis jika bertindak kasar seperti menendang motosikal yang bergerak laju. Ada juga kes polis yang membaling kayu pada tayar yang bergerak laju untuk melarikan diri. Usaha polis trafik mengadakan sekatan jalan raya dan mengawasi pergerakan mat rempit seolah-olah diperlekehkan sehingga ada yang berani merempuh sekatan yang diadakan. Kelicikan mat rempit mengenal pasti jalan-jalan yang selamat juga menyebabkan golongan ini mendabik dada kononnya mereka bijak melarikan diri daripada pengawasan pihak berkuasa. Malahan, anggota polis sendiri pernah menjadi mangsa tindakan melulu mat rempit di mana ada anggota polis yang pernah cedera dan terkorban dalam operasi terhadap mat rempit.

Ganjaran
Biasanya mat rempit terdiri daripada remaja belasan tahun yang masih bersekolah , menggunakan motosikal ibu bapa atau abang-abang mereka. Mereka menunggang motosikal tanpa lesen memandu yang sah. Mereka bersaing sesama sendiri dan ada kalanya mendapat 'hadiah' berbentuk wang dan gadis bohsia sebagai taruhan. Bagi menambah kelajuan motosikal, piston, brek, handle, tayar dan lain-lain diubahsuai.

GELARAN 'MAT REMPIT' SEOLAH PENGIKTIRAFAN
Hentikan menggelar mereka yang terbabit dengan kegiatan perlumbaan motosikal haram sebagai 'Mat Rempit' - demikian langkah pertama yang dicadangkan pakar psikiatari terkenal, Prof Mohamad Hussain Habil bagi mengatasi masalah itu.
Beliau memberitahu dengan memberi gelaran itu kepada mereka, golongan berkenaan akan berasa lebih besar kepala dan mendorong mereka untuk meneruskan gelagat mereka dengan lebih kerap dan angkuh.
Mohamad Hussain, yang menerajui Jabatan Psikiatari Universiti Malaya, berkata sebenarnya, remaja yang terlibat dengan perlumbaan motosikal haram ingin mencari perhatian dan label 'Mat Rempit' yang diberi kepada mereka akan menjadikan mereka lebih seronok dan menganggapnya sebagai lesen atau pengiktirafan oleh masyarakat terhadap kegiatan mereka
"Cerita tentang mereka yang sering tersiar dalam akhbar, majalah, radio dan televisyen juga menjadikan mereka lebih berazam untuk meneruskan gaya hidup mereka itu kerana ia memenuhi ego mereka yang kononnya merupakan golongan yang macho dan berani," katanya
INDIVIDU YANG TERLIBAT DENGAN GEJALA INI
1. Remaja
2. Remaja Bawah Umur dan Masih Bersekolah
PUNCA-PUNCA
1. perasaan ingin mencuba
2. tiada kawalan atau perhatian dari ibu bapa
3. kurang kasih sayang keluarga
4. pengaruh kawan-kawan
5. mengisi masa lapang/senggang
6. mendapat kepuasan ekstrem untuk menunjuk-nunjuk
7. mendapatkan habuan atau ganjaran
8. gaya hidup dan taraf pendidikan yang rendah
9. pengaruh filem atau cerita
10. tanda protes
MAT REMPIT JUGA MELAKUKAN JENAYAH SEPERTI:
1. kegiatan gengster
2. rompak berkumpulan
3. pergaduhan
4. laku musnah
5. membunuh
6. kecurian
7. buli
8. rogol
9. seks bebas
10. pengambilan dadah dan alkohol
LANGKAH PENCEGAHAN 
• Bagi membanteras gejala lumba haram di ibu negara, polis trafik telah melancarkan operasi besar-besaran dengan lebih 500 mat rempit diperiksa di Dataran Merdeka. Operasi sama turut diadakan serentak di negeri lain iaitu Perak, Pulau Pinang dan Selangor.
• Naib Pengerusi Yayasan Pencegahan Jenayah Malaysia (MCPF), Tan Sri Lee Lam Thye mencadangkan Akta Pengangkutan Jalan dipinda bagi membendung gejala "mat rempit" dan perlumbaan motosikal haram. Pelajar berumur 15 hingga 19 tahun merupakan pelajar yang kandas dalam pelajaran atau telah berhenti sekolah, perlu ditahan di sekolah juvana, Sekolah Henry Gurney jika didapati bersalah untuk suatu tempoh ditetapkan. Mereka hendaklah dihukum membuat kerja-kerja amal sehingga 100 jam dan motosikal dirampas.
• Samseng jalan raya atau 'Mat Rempit' mungkin akan dikenakan hukuman lebih berat iaitu hukuman penjara mandatori setelah Seksyen 42 (1) Akta Pengangkutan Jalan 1987 dipinda. Ini berikutan hukuman yang sedia ada ke atas samseng jalan raya yang disabitkan kesalahan iaitu denda minimum RM5,000 atau penjara tidak lebih daripada lima tahun tidak mampu menyedarkan mereka. Ketua Trafik Pasukan Bukit Aman, Datuk Abdul Aziz Yusof berkata, cadangan itu yang kini masih pada peringkat Polis Diraja Malaysia (PDRM) akan dibawa ke Kementerian Pengangkutan sebelum mendapatkan kelulusan."Pihak kita ada berbincang untuk laksanakan hukuman penjara mandatori bagi samseng jalanan. Sebelum ini kebanyakan kes, pesalah hanya membayar denda atau saman, tetapi dengan dikuatkuasakan undang-undang tersebut, semua pesalah perlu menjalani hukuman di penjara mengikut kesalahan yang dilakukan," katanya kepada pemberita di Dataran Merdeka di sini hari ini. Beliau berkata, bagaimanapun hukuman penjara mandatori itu hanya dicadangkan bagi samseng jalanan yang berumur 18 tahun ke atas manakala bagi mereka yang di bawah umur, kumpulan berkenaan masih tertakluk pada Akta Perlindungan Kanak-kanak. "Kita juga sedang mengkaji supaya pesalah-pesalah yang di bawah umur dihantar ke sekolah-sekolah juvana," katanya. Dalam usaha mencegah kegiatan lumba haram dengan lebih agresif, beliau berkata, pihaknya akan memperluaskan lagi Skuad 42 yang khusus menjalankan operasi membanteras lumba haram ke semua kontinjen di seluruh negara. "Kini ada beberapa kontinjen yang sudah ada skuad 42 seperti Ibu Pejabat Polis Kontinjen Kuala Lumpur (IPKKL) yang sememangnya fokus kepada operasi cegah lumba haram. Jadi saya berharap setiap kontinjen akan mempunyai Skuad 42 mereka masing-masing sebelum hujung tahun ini," katanya.
• Presiden kelab motosikal "Kelab RD", Azhanyzam Zakaria pula berpendapat langkah kerajaan itu baik namun masih belum mencukupi untuk membendung gejala mat rempit atau perlumbaan motosikal haram ini. Ketika dihubungi, beliau berkata kerajaan juga perlu menimbangkan untuk mewujudkan satu lagi litar lumba yang dirasakannya strategik iaitu di Bukit Jalil selain mengenakan tindakan tegas kepada mereka yang terlibat dengan perlumbaan haram. Azhanyzam berpendapat pembinaan litar lumba di Bukit Jalil berhampiran Kuala Lumpur mungkin mampu mengurangkan aktiviti perlumbaan motosikal haram di jalan raya ibu kota. "Kalau di Bukit Jalil, dekatlah sikit berbanding Sepang. Mereka ini tak mahu tempat yang jauh. Sekiranya kerajaan sudah menyediakan tempat untuk mereka melakukan aktiviti dan kalau mereka masih lagi berlumba haram di luar, kenakan sahaja tindakan tegas terhadap mereka. "Tindakan merampas motosikal bukanlah satu tindakan yang baik, sebaliknya akan mengundang jenayah lain iaitu mencuri motosikal. Kita kena tahu kebanyakan mereka ini datang daripada golongan keluarga bermasalah serta hidup dalam kemiskinan," katanya. Azhanyzam juga berpendapat tindakan undang-undang yang lebih ketat harus meliputi pembatalan lesen memandu serta-merta dan pengharaman pembelian motosikal bagi merekayang disabitkan kesalahan.
• Bagi menangani isu mat rempit, pelbagai saranan dalam bentuk meminda peraturan dan undang-undang jalan raya hendak dilakukan. Tetapi akhirnya, apa guna segala undang-undang yang digubal jika tidak ada penguatkuasaan dilakukan. Walaupun mungkin sesetengah anggota masyarakat sudah bosan dan letih dengan karenah mat rempit, tetapi kerajaan harus terus berusaha dan serius mewujudkan kesedaran dan membina akhlak mulia di kalangan remaja agar tidak terjebak dengan gejala ini. Kempen membanteras gejala mat rempit selama ini hanya sia-sia kerana tidak mendapat sokongan ibu bapa serta masyarakat. Kegagalan kawalan dan kurang perhatian ibu bapa menyebabkan anak-anak mereka sanggup menggadai nyawa di jalan raya. Kerajaan perlu terus serius mengadakan kempen berterusan untuk memberi kesedaran kepada golongan muda supaya sayangkan diri dan tidak menggadaikan nyawa di atas jalan raya. Selain pendekatan lembut, pendekatan keras juga perlu dilakukan. Tiada istilah kompromi untuk menangani golongan mat rempit yang menunggang motosikal secara berbahaya.
• Polis Diraja Malaysia (PDRM) akan menjalinkan kerjasama yang lebih erat dengan Jabatan Pengangkutan Jalan (JPJ) bagi membanteras gejala mat rempit yang kian berleluasa sejak kebelakangan ini. Ketua Polis Negara, Tan Sri Musa Hassan berkata, pihaknya telah mengadakan perbincangan dengan JPJ berhubung usaha meningkatkan kerjasama itu, baru-baru ini. Menurutnya, kerjasama antara dua agensi penguat kuasa itu perlu disebabkan JPJ mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak ada pada pasukan polis.
HUKUMAN
Lumba Haram 
Bil 1.
Kesalahan Menaja/menyertai lumba haram.
Seksyen/ Kaedah Kesalahan  Seksyen 81
Seksyen/ Kaedah Hukuman  Seksyen 81(2)
Seksyen 81(3)
Kadar Kompaun  Mahkamah
Kadar Mahkamah  Denda RM 2000 atau 6 bulan penjara atau kedua-duanya. Denda RM 2000 atau 6 bulan penjara dan lesen digantung satu bulan. Sabitan kedua denda RM 5000 atau penjara satu tahun atau kedua-duanya dan lesen digantung selama 3 tahun.

KESIMPULAN
Sebagaimana gejala sosial yang lain, peranan yang dimainkan ibu bapa adalah amat penting untuk menjayakan sebarang usaha menangani masalah tersebut. Selain mengenakan tindakan tegas ke atas mat rempit, tindakan yang sama tegas terhadap ibu bapa atau pemilik motosikal yang digunakan juga boleh membantu untuk menangani masalah ini, kalau tidak sekalipun, membantu mengelakkan gejala ini dari menjadi lebih buruk lagi. aktivis sosial termasuk pertubuhan bukan kerajaan (NGO) juga perlu memainkan peranan untuk mencapai matlamat menangani gejala merempit. Apa sekalipun, yang pasti, masalah ini kini kian meruncing dan kesepaduan semua pihak adalah merupakan kunci yang akan dapat menyelesaikan segala permasalahan ini

Thursday, 14 May 2015

KELDAI DADAH

hari ni nak kenalkan sikit dengan "Keldai Dadah"

Nasib Si ‘Keldai Dadah’

Siapa ‘Keldai Dadah’
    
Keldai dadah merujuk kepada seseorang yang secara rela atau diperdaya untuk menjadi kurier, membawa dadah atau barang seludup ke negara lain. Taktik ini mengurangkan risiko pengedar atau penyeludup dadah tersebut ditangkap. Sindiket penjenayah antarabangsa akan menggunakan laman sosial di internet untuk memperdaya wanita muda menjadi orang suruhan mereka sebagai keldai dadah di Asia. Siasatan Lembaga Kawalan Narkotik Antarabangsa (INCB) mendapati sasaran utama ialah wanita dari Malaysia, Singapura dan negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur yang lain. Wanita berusia 20-30an yang tidak mempunyai rekod jenayah, menganggur atau bekerja dalam bidang perkeranian, jualan dan perkhidmatan amat sesuai dijadikan keldai dadah. Mereka rela diperalatkan untuk mengejar kemewahan dan ingin cepat jadi kaya. Pada tahun 2006, rekod Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik (JSJN) Bukit Aman mendapati 31 rakyat Malaysia termasuk 4 wanita ditahan polis negara asing kerana kesalahan mengedar dadah.
Antara Januari - Mac 2008, seramai 9 rakyat Malaysia ditahan kerana mengedar dadah di luar negara. Mereka didapati mudah terjerat dengan cinta “Jejaka Lombok”, “Pak Arab” dan terkini penangan cinta “Pak hitam”. Timbalan Menteri Dalam Negeri, Datuk Wira Abu Seman Yusop menyatakan bilangan keldai dadah pada 2009 berkurang kepada 20 orang sahaja berbanding dengan tahun 2008 (45 orang) dan tahun 2007 (54 orang). Ini adalah hasil kempen penerangan oleh Agensi AntiDadah Kebangsaan (AADK) dan JSJN Bukit Aman. Agensi ini menerangkan perihal modus operandi sindiket ini di institusi pengajian tinggi dan tempat awam khusus kepada golongan wanita (Utusan Malaysia 2009).
Teknik Penyeludupan
Penyeludupan adalah perbuatan mengangkut barang atau orang secara haram dan diam-diam, seperti keluar daripada sebuah bangunan, ke dalam penjara, atau melalui sempadan antarabangsa, di mana ia adalah bertentangan dengan undang-undang atau peraturan. Kaedah penyeludupan temasuklah menyembunyikan barang dalam kenderaan, bagasi atau pakaian, mengikat pada badan, ataupun dengan menelannya. Dalam kes mengangkut dadah haram, ini sering dilakukan menggunakan saluran gastrousus keldai atau rongga badan yang lain sebagai bekasnya. Salah satu kaedah melibatkan menelan belon getah (sering kondom atau jari sarung tangan getah) atau pelet khas yang dipenuhi dengan barang-barang dan kemudiannya di ambil semula apabila keluar daripada najis.
    
Kaedah-kaedah lain daripada membawa dadah dalam badan merangkumi penempatan pakej terus ke dalam dubur atau faraj. Kaedah lain dipanggil pembungkusan pada badan iaitu bermaksud dadah yang melekat pada bahagian luar badan dengan menggunakan pita atau gam, dibalut antara pipi punggung atau lapisan lemak. Tempat tersembunyi lain yabg telah digunakan lebih kerap sebelum awal 90-an adalah seperti bahagian bawah kasut yag dipotong keluar, di dalam tali pinggang atau rim topi,. Oleh kerana peningkatan keselamatan lapangan terbang, kaedah "pembungkusan pada badan" sudah jarang digunakan lagi. Salah satu contoh kes termasuklah seorang wanita India berusia 24 tahun berasal dari Klang, Selangor yang telah ditahan di Penjara Soto Del Real, Madrid sejak 21 Mac 2008 kerana sindiket dadah antarabangsa memaksanya menelan 100 kapsul kokain dan menyeludup dari Brazil ke Sepanyol (Utusan Malaysia 2009). Teknik menelan yang semakin popular adalah melibatkan dadah disimpan dalam bentuk yang belon berisi cecair, kondom, kapsul atau pakej. Perhatikan bahawa campuran air dan dadah adalah berkemungkinan besar tidak dapat dikesan sekiranya menggunakan mesin X-Ray standard. Ini adalah mustahil untuk mengesan melainkan lapangan terbang mempunyai peralatan X-Ray bersensitiviti tinggi yang mana hanya terdapat di kebanyakan lapangan terbang utama di negara Eropah, Kanada dan Amerika Syarikat.
Negara Asal Dadah
Penanaman tanaman semula jadi untuk dadah haram seperti pokok popi untuk opium di Asia Selatan (Pakistan, Turki, Lubnan, Myanmar, Laos, Thailand) terutamanya Afghanistan telah semakin meningkat sehingga 36% pada tahun 2013. Pengeluaran MDMA (3,4–Metilenedioximetampetamin) yang juga dikenali sebagai pil Ecstasy serta penyeludupan ketamin pula telah semakin meningkat di negara jiran kita di Asia Tenggara (Utusan Malaysia 2010). Bekalan dadah penyalahgunaan utama adalah sebenarnya diambil dari Argentina dan Sepanyol dan diseludupkan ke negara-negara dunia ketiga. Di negara lain, kos pengedaran dadah dari Argentina ke Peru adalah lebih murah, lebih-lebih lagi hukuman di Peru yang dikenakan ke atas penyeludup dadah haram hanya 8 tahun penjara, berbanding di Malaysia, di mana bagi kesalahan ini boleh digantung mandatori jika didapati bersalah.
      
Terdapat kes-kes yang lebih canggih telah berlaku di sempadan Kanada-Mexico-Amerika Syarikat (AS) di mana pengedar dadah menggunakan meriam spontan, kapal separuh tenggelam buatan sendiri, bot, pesawat ultra-ringan, rentas terowong haram bawah tanah, rumpai tarbil, merpati, orang kurang upaya palsu dan juga dadah diimplan dalam payudara (Attila 2013). Penyeludup dadah turut menggunakan dokumen dan pasport yang sah dengan alasan melancong, bekerja atau melanjutkan pengajian atau diperdaya dengan tawaran percutian percuma di luar negara.
Sindiket juga akan memberi tiket sehala serta menggunakan penerbangan terus ke negara transit seperti negara Malaysia (AADK 2010). Contohnya pada 26 Ogos 2009, seorang wanita Filipina, bekerja di China telah ditahan di Hentian Puduraya kerana bagasinya mempunyai dadah 5kg, yang telah dicairkan dan dikeringkan pada baju-baju. Sebulan selepas itu, wanita Thailand pula ditahan di Hentian Puduraya kerana membawa 2kg kokain di dalam dua bingkai gambar (Utusan Malaysia 2009).
Jenis-jenis Dadah
Beribu-ribu dadah dan bahan kimia yang berbahaya atau yang boleh membawa maut telah merunsingkan ahli toksikologi. Apabila hendak menguji kehadiran sesuatu dadah, ahli toksikologi biasanya mangambil pendekatan secara dua peringkat iaitu ujian saringan dan ujian pengesahan. Ujian saringan adalah sensitif digunakan untuk pemeriksaan awal diikuti dengan ujian pengesahan untuk menentu dadah secara spesifik (Lyle 2004). Di Malaysia, dadah perangsang jenis amfetamin (ATS), kanabis dan heroin masih kekal di antara dadah yang disalahguna paling popular. Bagaimanapun kemunculan dadah-dadah sintetik terus membimbangkan pihak penguatkuasaan undang-undang. Manakala, fenomena parti liar telah menyebabkan peningkatan pengedaran dan penggunaan mefamfetamin dan MDMA, yang seterusnya menyebabkan kewujudan “kelab dadah” yang lain serta peningkatan mendadak bagi kes ketamin (JKM 2006).
Opiat atau candu adalah kumpulan bahan semula jadi yang diperolehi daripada jus pokok popi Papaver somniferum yang popular di Asia Selatan. Morfin adalah terbitan opiat klasik yang diguna secara meluas dalam bidang perubatan; heroin (diacetylmorphine) adalah narkotik terkenal di tepi jalan dan sangat berketagihan tinggi. Opioid pulak merujuk kepada candu dan terbitan candu semulajadi yang lain (contohnya morfin, heroin, kodein dan hidrokodon) serta analog candu sintetik contohnya metadon. Opioid secara umumnya akan merangsang beberapa reseptor opiat tertentu dalam sistem saraf sentral dan menyebabkan sedasi dan depresi pernafasan (Olson 2004).
Pelbagai jenis dadah
Candu Papaver somniferum
Morfin
   
Heroin
Cannabis sativa
Harshish
   
Amfetamin
Mefamfetamin
MDMA
   
Ketamin
Cara Hisap Ketamin
Ujian dadah air kencing

Halusinogen dapat mengubah persepsi dan perasaan, yang seterusnya menyebabkan pemikiran delusi serta halusinasi. Setakat ini halusinogen yang paling biasa adalah marijuana atau ganja. Ia adalah salah satu kanabinoid berasal dari tumbuhan Cannabis sativa yang popular di Kanada, Mexico, Colombia, Jamaica, Kazakhstan, Negara Thai, Afrika Selatan and Nigeria. Kebanyakan undang-undang negara melarang sama sekali pemilikan resin ganja. Bahan aktif, tetrahidrokanabino (THC) terdapat dalam ganja pada kepekatan 2 – 6%. Badan kita menukarkan THC ke satu siri sebatian lain termasuklah 9-carboxy-THC yang merupakan metabolit utama dalam kencing. Bagi penagih yang disyaki, ujian kimia saringan iaitu ujian Duquenois-Levine akan bakal menunjukkan perubahan warna ungu atas kehadiran mana jua jenis kanabinoid termasuklah THC dalam kencingnya.
Ujian saringan lain termasuk TLC atau GC dan ujian pengesahan melalui MS (Lyle 2004). Neal L. Benowitz, profesor di Universiti California menyatakan bahawa ganja selalunya disalai dalam rokok ("Joints" atau "Reefers") atau resinnya dikering dan dimampatkan iaitu dipanggil “Hashish”. Kedua-duanya menyebabkan pembebasan katekolamin yang mana denyutan jantung akan meningkat serta mengelakkan refleks simpatetic yang mana menyebabkan ortostatik hipotensi. Penggunaannya secara intravena boleh menyebabkan kesulitan nafas, demam, kejutan, kegagalan buah pinggang secara kritikal dan akhirnya kematian (Olson 2004).
Dadah date-rape atau rave bukan sesuatu yang asing sekarang kerana telah menjadi subjek beberapa tindakan jenayah dan litigasi sivil. Dadah date-rape yang utama adalah ketamin (ketamin hidroklorida) dan Ecstasy atau MDMA. Kedua-dua dadah ini menyebabkan sedasi, kadar pertimbangan yang lemah dan amnesia terhadap peristiwa yang telah berlaku semasa di bawah pengaruhnya. Penjenayah mudah memasukkan sedikit dadah ini ke dalam minuman atau sebotol air yang seolah-olah tidak berbahaya kepada mangsa.
Mangsa tersebut kemudian boleh pergi dengan bakal penyerang kemana saja kerana dadah itu melemahkan pertimbangan dan meningkatkan keghairahannya. Kemudiannya, mangsa itu hanya akan menyedari bahawa sesuatu telah berlaku, tetapi kenangan terhadap peristiwa itu adalah kabur atau tidak diingati sama sekali. Dadah ini sering dipotong dan digabungkan dengan bahan-bahan lain seperti talkum atau dicampur dengan dadah lain apabila sampai ke pengguna di tepi jalan (Lyle 2004). Timothy E. Albertson, seorang profesor di Universiti California menyatakan bahawa mefamfetamin atau syabu (crankspeed), MDMA, Ecstasy dan beberapa terbitan amfetamin lain sering diguna sebagai dadah perangsang haram secara. "Ice” adalah suatu bentuk mefamfetamin yang boleh dihisap. Dadah ini mempunyai indeks terapeutik yang rendah dan tahap keracunannya adalah sedikit lebih daripada dos biasa di mana ini boleh mengancam nyawa seseorang. Walau bagaimanapun, tahap toleransinya boleh menjadi tinggi selepas berulang kali diguna (Olson 2004).
Gregory Cham, tokoh toksikologi bagi Sistem Kawalan Racun California menyatakan bahawa nama ketamin di jalanan adalah termasuk "Jet", "Kit-kat", "Special K", “Special LA Coke", "Super C" dan "Vitamin K". Ketamin adalah suatu pemisah anestetik yang menghasilkan persepsi kehilangan sakit bersama sedikit depresi atau tiada refleks saluran udara dan sistem pengudaraan. Perkumuhan di buah pinggang merupakan laluan penting untuk perkumuhan norketamine iaitu metabolit aktif bagi ketamin. Dos rekreasi yang lebih tinggi diperlukan untuk mencapai keadaan psikik yang dipanggil "the K-hole". Penyalahgunaan kronik ketamin menyebabkan kemerosotan ingatan (Olson 2004).
Ujian toksikologi air kencing adalah perlu untuk menentukan apa dadah yang dibawa dan apa penawar yang diperlukan. Semua dadah tersebut di atas mudah dikesan dengan mengguna gabungan ujian GC/MS. Tempoh pengesanan dalam air kencing bagi mangsa serangan dadah itu adalah antara 1 - 3 hari bagi kesemua dadah disalahguna tersebut kecuali ganja yang memerlukan 2 - 5 hari selepas sekali penggunaannya (Olson 2004).
Dorongan Untuk Menyeludup
             
Penyeludupan didorong oleh pelbagai sebab. Ini termasuklah perdagangan dadah haram, kemasukan dan penghijrahan haram, mengelakkan cukai, penyeludupan barangan haram kepada tahanan penjara, atau penyeludupan barang yang dicuri. Contoh lain bagi sebab bukan bermotifkan kewangan termasuk membawa barang larangan melepasi pemeriksaan keselamatan seperti di lapangan terbang atau penghapusan dokumen rahsia daripada pejabat kerajaan atau syarikat.
Penyeludupan dadah adalah disebabkan oleh kewujudan peralatan memproses yang terdapat di sesebuah makmal pengeluaran dadah haram yang besar di mana jua negara. Contohnya pada 2004, 33 makmal dadah ketamin haram telah dirobohkan di China namun banyak lagi yang tidak dapat dikesan jejaknya. Lebih-lebih lagi, kelab malam, disko, bar dan festival muzik telah menjadi lokasi utama bagi kegiatan penyalahgunaan dadah dan penyebaran mesej dadah kepada keldai dadah (Utusan Malaysia 2010). Malah, keldai dadah akan cuba untuk menyeberangi sempadan antarabangsa, mengeluarkan kapsul atau belon, dan kemudian menjual dadah haram untuk keuntungan yang tinggi. Ia adalah jauh lebih biasa bagi kaldai dadah yang akan membuat lawatan bagi mengganti pihak pengedar dadah.
Keldai dadah adalah selalunya golongan miskin dan bersetuju untuk mengangkut dadah haram dengan pertukaran untuk wang atau ganjaran lain. Sesetengah kes pula, pengedar dadah pernah cuba memeras ugut seseorang dengan mengancam kecederaan fizikal ke atas rakan-rakan atau ahli keluarga mereka. Tetapi amalan yang lebih biasa adalah keldai dadah rela menerima kerja atas sebab pertukaran untuk ganjaran yang besar. Seperti yang dilaporkan dalam Lost Rights "Ketua dadah haram Nigeria telah mengupah sekumpulan keldai dadah, yang mana mereka akan menelan sebanyak 150 belon dan menyeludup dadah ke AS. Memandangkan pendapatan tahunan per kapita Nigeria adalah $2,100, maka orang Nigeria boleh mengumpul sebanyak $15,000 per satu lawatan" (Bovard 1995).
Nasib
Di Malaysia, Akta Dadah Berbahaya 1952 (Pindaan 1998) merupakan suatu akta berhubung dengan bidang kuasa mahkamah untuk mengawal pengimportan, pengeksportan, pengilangan, penjualan dan penggunaan candu (1kg) dan beberapa dadah berbahaya tertentu iaitu heroin (15g), morfin (15g), ganja (200g), kokain (40g), daun koka (2kg), ATS iaitu syabu / pil Ecstasy (50g). Milikan berat dalam kurungan setiap dadah itu telah membawa hukuman mati mandatori terhadap pesalah. Akta Dadah Berbahaya (Langkah-langkah pencegahan khas) 1985 pula membuat peruntukan mengenai tahanan pencegahan orang-orang yang ada kaitan dengan apa-apa aktiviti yang berhubung dengan pengedaran dadah berbahaya (JKM 2009).
Pengedar dadah tidak sentiasa rela membuka rahsia mengenai kandungan pakej dadah sama ada kerana takut kepada agensi-agensi penguatkuasaan undang-undang atau kadang-kala keldai dadah benar-benar tidak tahu. Tambahan pula, pengesanan rutin terhadap pakej diseludup adalah amat sukar. Pakej yang tidak pecah kadang-kadang boleh dikesan melalui pemeriksaan rektum atau faraj, tetapi satu-satunya kaedah yang berkesan adalah melalui X-ray abdomen. Hashish muncul lebih padat daripada najis; kokain mempunyai kepadatan yang lebih kurang sama dengan najis, manakala heroin kelihatan seperti udara (Hergan et al. 2004).
Dalam kebanyakan kes, pakej akan melalui usus seperti biasa, tetapi jika pakej pecah atau jika terdapat halangan usus, maka adalah perlu untuk mengeluarkan pakej melalui pembedahan. Julap berasaskan minyak tidak boleh digunakan, kerana mereka boleh melemahkan lateks kondom dan menyebabkan pakej pecah (Traub t al. 2003). Semua teknik emetik seperti sirap ipecac, enema, dan endoskopik membawa risiko pakej pecah dan tidak boleh digunakan juag (Pidoto et al. 2002). Pakej pecah sering memerlukan rawatan seperti dos dadah yang berlebihan dan mungkin memerlukan kemasukan ke unit rawatan rapi (ICU) di mana kadang-kala mungkin menyebabkan kematian si keldai dadah (DueƱas-Laita et al. 2004).